Dibalik Senandung Na..Na…Na

Menuju akhir tahun biasanya sangat menyenangkan. Waktu dimana orang – orang mulai menikmati nuansa tahun baru yang cenderung ceria. Akan ada banyak keberuntungan yang mengikuti. Masa mendapatkan uang saku tambahan yang melimpah. Masa liburan yang panjang. Acara tv yang didominasi film – film asyik. Serta kesempatan bangun siang yang merupakan sebuah kesempatan langka bagi mahasiswa kambuhan. Semua orang berhak mendapatkan keberuntungan itu. Tidak terkecuali bagi D’Kantin. Keberuntungan itu muncul dalam bentuk undangan rekaman kolaborasi yang datang dari salah satu yayasan musik di Bali. Uyeee! Continue reading

Lombok, Kami Senang dan Saatnya Untuk Pulang! :’)

*episode terakhir dari trilogi cerita Lombok

Matahari pagi menyambut dengan lembut melewati kisi – kisi jendela kamar. Terdengar suara burung bersahut sahutan menyambut sang surya di tanah Lombok. Melihat jam dan memutuskan kembali untuk menghabiskan niatan tidur yang keteteran. Setelah kemarin malam menyantap nasi puyung dengan laknat, kami kembali ke home stay dan mendapatkan empat kamar untuk kami berdelapan. “Satu kamar untuk dua orang, “ kata pemilik penginapan. Jadilah kami semua menghabiskan malam di satu atap yang sama (atap penginapan).  Yang membuat berbeda pagi itu adalah seruan para pedagang baju, nasi dan oleh oleh membangunkan kami dengan sambutan tenangnya. “BAJUUU! BAJUUU, BELI MAS!!!, NASI KUNIIING, BIAR GA LAPER BUUU, OLEH OLEHNYA INGET PAAAK!!! GDUBRAK, KLONTANG,, TENG..TENG..TENG….”  haaaah, sungguh pagi yang tenang….  Continue reading

Lombok, Kami Girang!

*episode dua dari trilogi cerita Lombok.

Pemandangan di sekitar pelabuhan Lembar cukup berbeda dibandingkan pelabuhan Gilimanuk, Bali. Yang membuatnya berbeda adalah style rumah penduduk kebanyakan yang sangat minimalis dan seadanya. Berbeda dengan di Bali. Sesederhana apapun rumah penduduk disana, minimal mereka memiliki tegel sebagai dasarnya dan pilar penunjang yang merupakan ciri khas rumah orang Bali. Namun disini, kata sederhana itu bisa diartikan secara harfiah. SEDERHANA. Rumah dengan komposisi lantai langsung menempel dengan tanah. Dinding yang memiliki satu atau dua ventilasi dengan satu pintu. Serta atap yang menutupi tidak kalah sederhananya. Pemandangan rumah seperti itu cukup membuat kami tertegun sesaat sambil menyisiri jalanan Lembar menuju lokasi yang ditentukan. “Tunggu dulu! Apakah kalian sudah tahu kemana sekarang kalian harus pergi?!” Tentu saja pertanyaan itu muncul setelah kami menginjakkan kaki di Lombok tanpa tahu harus kemana. Sekitar sepuluh menit lalu setelah kami mulai berdiskusi tentang tujuan kami di Lombok, tiba – tiba keajaiban pun datang. Continue reading

Lombok, Kami Datang!

Jam menunjukkan pukul 5 pagi ketika salah seorang teman mendatangi rumahku pada hari itu. Gung Tango, salah satu personil Emoni telah siap dengan dandanan macho serta tidak lupa membawa tas yang berukuran cukup besar. Tidak perlu menunggu lama, Komar (Vokalis Marco Band) pun datang sambil menenteng tas plastik yang penuh berisi kabel. Akupun mempersilahkan mereka duduk sembari menunggu teman – teman D’Kantin dan personil Emoni lainnya datang.

Hari itu hari Jumat, tanggal 29 Juli 2011. Hari itu merupakan hari yang cukup bersejarah bagi D’Kantin. Aku (Yudha), Sanjaya, Abe serta Jaya’x akan melakukan perjalanan ke Lombok. Bukan untuk berlibur, tapi kita diundang untuk manggung oleh yayasan musik, OneDollarForMusic, yang menyelenggarakan acara Youth Matters di Lombok. Woohooo! Continue reading

Latihan Dimanapun, Kapanpun!

Tepat sehari sebelum perayaan kelulusan (baca : wisuda) tiga personil D’Kantin (Jaya’x, Sanjay dan Abe adalah personil yang memiliki dasar pendidikan universitas yang sama yaitu ISI Denpasar, kecuali Yudha si penyusup dari kampus tetangga), diselenggarakanlah Dies Natalis kampus ISI yang bertempat di Gedung Natya Mandala. Acara ini merupakan acara tahunan senat kampus bersangkutan yang menampilkan beragam atraksi seni mulai teater, pembacaan puisi, tarian hingga musik. Dan sebagai generasi punggawa dalam kampus itu, diajaklah D’Kantin untuk turut menyukseskan acara Dies tersebut.

Sebelum puncak acara, tentu wajib bagi seorang pengisi acara untuk melakukan gladi terkait acara bersangkutan. Nah, jika berhubungan dengan acara musik, para pengisi acara musik juga sebaiknya melaksanakan gladi tersebut. Kita bolehlah mengatakannya sound check. Ini diperlukan dalam menampilkan performa maksimal dan meminimalisir technical error yang terjadi. Dalam sound check kali ini, D’Kantin mendapatkan waktu pada jam dua siang. Tepat saat pengisi acara yang lain (seingatku dan yang terlihat) selesai melaksanakan gladi mereka masing – masing. Dengan kata lain, D’Kantin mendapatkan waktu SC paling belakang. Continue reading

Bersama Berbagi Rasa

Cuaca begitu cerah ketika terlihat keramaian di salah satu rumah sakit pemerintah di Denpasar. Seperti biasa, lalu lalang dokter, perawat, orang sakit maupun pembesuk mendominasi pemandangan pagi itu. Namun yang berbeda adalah sekumpulan orang yang bertengger di depan apotik utama di areal rs. Sanglah. Sebut saja Mbok Luhde, Intan, Anggara Mahendra, Ayu DC, Ratu, Zenith (emergency exit), Gus tulang, Syama, dan beberapa kawan media. Aha, setelah cukup lama, datanglah Gung Wie, Saylow, Gungws. Selain membawa bungkusan mencurigakan, diantaranya menyembul dua orang yang menenteng sesuatu yang terakhir diketahui berbentuk sarung gitar. Continue reading

After Hiatus

Tiga bulan merupakan waktu yang lumayan panjang untuk tidak berkecimpung dalam urusan bermusik. Terlebih jika musik merupakan hobi dan kesenangan yang memiliki makna tersendiri. Keputusan untuk vakum diambil setelah keempat pemuda kece ini melakukan dialog internal dalam tubuh band mereka. Demi hasil skripsi yang maksimal dan nilai yang bagus saat kelulusan, mereka pun untuk sementara waktu menyimpan dalam – dalam hasrat bermusik dan menolak beberapa tawaran manggung demi fokus pada tugas mulia, menyelesaikan TUGAS AKHIR a.k.a SKRIPSI. Band ini pun memasuki masa vakum (hiatus). Suatu masa yang cukup sulit yang menjadi releksi dari keputusan mereka bersama. Keputusan yang cukup berat untuk diambil.

Continue reading